TUGAS MAKALAH PEMBUATAN BLENDER DENGAN NANO KOMPOSIT

 

TUGAS MAKALAH

PEMBUATAN BLENDER DENGAN NANO KOMPOSIT

images.jpg

Nama          : Muhammad Ardhan Ibrahim
NPM           : 10240793
KELAS      : 2IB03
DOSEN      : Dr. ERMA TRIAWATI Ch, S.T., M.T.

 

 

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.

Atas berkat rahmat serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :Pembuatan Blender Dengan Nano Komposit”. Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dr. Erma Triawati Ch, S.T., M.T. Universitas Gunadarma.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan.Dengan lapang dada penulis menerima saran dan kritiknya demi untuk menambah wawasan.Semoga karya ilmiah ini mendatangkan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penyusun

 

 

 

Muhammad Ardhan Ibrahim

 

 

 


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................. 3

 

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 4

1.1. Latar Belakang         ........................................................... 4

1.2.Perumusan Masalah ........................................................... 7

1.3 Tujuan                       ........................................................... 7

 

BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 8

2.1 Pengertian dan Keadaan Sumber Nano Komposit........... 8

2.2 Kegunaan Sumber Nano Komposit................................... 9

2.3 Proses Pembuatan Blender................................................. 9

2.4 Pelestarian Sumber Nano Komposit............................... 16

 

BAB III PENUTUP..................................................................... 18

3.1 Kesimpulan               ......................................................... 18

 

DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 19


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.      Latar Belakang

 Nanoteknologi telah membangkitkan perhatian yang sangat besar dari para ilmuwan di seluruh dunia, dan saat ini merupakan bidang riset yang paling bergairah. Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano berarti 10-9 (0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu micrometer, atau seper satu juta millimeter, atau seper satu miliar meter. Riset bidang material skala nanometer sangat pesat dilakukan di seluruh dunia saat ini. Jika diamati, hasil akhir dari riset tersebut adalah mengubah teknologi yang ada sekarang yang umumnya berbasis pada material skala mikrometer menjadi teknologi yang berbasis pada material skala nanometer Orang berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material ukuran besar (bulk). Juga material dalam ukuran nanometer memiliki sifat-sifat yang lebih kaya karena menghasilkan beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar.

Bagian yang sangat menarik adalah sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan melalui pengontrolah ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Salah satu riset bersakala nano yang mempunyai aplikasi yang luas dan banyak yaitu material nanokomposit. Penelitian bidang material nanokomposite dilakukan berdasar pada pemikiran/ide yang sangat sederhana, yaitu menyusun sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel homogen dengan ukuran nanometer. Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan Sebuah material baru lahir dengan sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal ini memicu perkembangan material nanokomposit di segala bidangdengan memanfaatkan ide yang sangat sederhana tersebut. Salah satu contoh yang sangat terkenal (terjadi dengan sendirinya di alam) adalah tulang. Tulang memiliki ‘bangunan’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat yang terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel nanokomposit tersebut memiliki struktur, komposisi dan sifat yang berbeda-beda. Hal ini memberikan fungsi yang beragam. Dengan demikian material tersebut dapat menjadi multiguna. Sehingga pada akhirnya didapatkan material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu yang sama dan dapat digunakan pada beberapa aplikasi. Dari sinilah para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan material nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan material konvensional

Nanokomposit dapat dianggap sebagai struktur padat dengan dimensi berskala nanometer yang berulang pada jarak antar-bentuk penyusun struktur yang berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan inorganik yang tersusun atas komponen organik. Selain itu, material nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul inorganik/organik dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas antar keduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano. Ikatan antar partikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan peranan penting pada peningkatan dan pembatasan sifat material. Partikelpartikel yang berukukuran nano tersebut memiliki luas permukaan interaksi yang tinggi. Semakin banyak partikel yang berinteraksi, semakin kuat pula material. Inilah yang membuat ikatan antar partikel semakin kuat sehingga sifat mekanik material bertambah. Namun, penambahan partikel-partikel nano tidak selamanya akan meningkatkan sifat mekaniknya. Ada batas tertentu dimana saat dilakukan penambahan, kekuatan material justru semakin berkurang. Namun pada umumnya, material nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat mekanik, listrik, optik, elektrokimia, katalis, dan struktur dibandingkan dengan material penyusunnya.

Produk blender adalah salah satu alat rumah tangga yang umum digunakan. Blender sering digunakan untuk menggiling atau menghaluskan makanan. Blender yang diproduksi memiliki beberapa spesifikasi seperti jumlah wadah, warna, pisau dan lainnya. Penelitian dilakukan pada blender karena blender merupakan produk perusahaan yang memiliki jumlah penjualan tertinggi. Blender adalah peralatan rumah tangga yang berfungsi menggiling dan haluskan makanan dan minuman. Stephen Poplawski adalah orang pertama yang meletakkan pisau berputar di bagian bawah wadah. Dia menggunakan sebuah alat untuk membuat minuman soda fountain. Pada tahun 1935 Fred Osius mengimprovisasi ide Poplawski dan menemukan Waring Blender yang terkenal. Pada tahun 1910 LH Hamilton, Beach Chester, dan Fred Osius membentuk perusahaan Manufaktur Hamilton Beach yang terkenal karena produksi peralatan dapur mereka. Fred Osius kemudian mulai berimprovisasi untuk meningkatkan blender.

Hampir setiap rumah tangga memiliki blender. Kita menggunakan blender dari waktu ke waktu saat hendak membuat resep favorit atau jus. Seiring perkembangan jaman blender dapat digunakan untuk membuat minuman apa pun dengan mencampurkan bahan-bahan tertentu dan menjadikannya minuman, akan tetapi banyak orang yang tidak memperhatikan perawatan blender tersebut sehingga blender menjadi mudah rusak dan kurang maksimal saat di gunakan. Penyebab blender rusak bisa bermacam-macam, bisa dari segi umur, merk, maupun cara penggunaan blender itu sendiri. Biasanya kendala atau masalah yang akan ditemukan pada blender sangat beragam, seperti mesin mati karena rusak bagian internal atau mesin blender tidak mau berputar karena ada masalah dibagian Mounting pada blender mengaami kebocoran, Mata Pisau tidak mau berputar, Karbon brush pada mesin habis,

Gulungan stator pada mesin terbakar yang menjadi masalah pada sebuah blender. Selain itu kamu juga dapat mencegah kebocoran mounting ini dengan mengganti karet yang sudah mulai rusak yang menjadi penyebab awal mula kerusakan pada bagian tersebut. Food processor adalah alat untuk memotong makanan dengan mata pisau yang cukup besar. Biasanya alat ini digunakan untuk menggiling daging dan sayuran. Terdapat 2 tipe mata pisau pada blender, yaitu flat blade cutter dan wave blade cutter. Flat blade cutter sangat cocok digunakan untuk memotong tumbuhan dan mengaduk daging giling. Apabila mata pisaunya dapat dicabut, Anda dapat mengasahnya seperti pisau biasa.

1.2.      Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusanmasalah dalam pembuatan perencanaan perawatan ini adalah :

a)        Bagaimana pengertian dan keadaan sumber daya alam Nanokomposit

b)        Apa fungsi utama sumber daya NanoKomposit?

c)        Bagaimana langkah – langkah pembuatan blender?

d)        Bagimanakah pelestarian sumber daya alam NanoKomposit?

 

1.3     Tujuan                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

Adapun tujuan dari pembuatan perencanaan perawatan ini adalah sebagai berikut:

a)        Mengetahui keadaan sumber daya alam dari NanoKomposit.

b)        Mengetahui fungsi utama sumber daya NanoKomposit.

c)        Mengetahui langkah – langkah pembuatan blender.

d)        Mengetahui pelestarian sumber daya alam NanoKomposit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian dan Keadaan Sumber NanoKomposit

 Nanoteknologi telah membangkitkan perhatian yang sangat besar dari para ilmuwan di seluruh dunia, dan saat ini merupakan bidang riset yang paling bergairah. Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano berarti 10-9 (0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu micrometer, atau seper satu juta millimeter, atau seper satu miliar meter. Riset bidang material skala nanometer sangat pesat dilakukan di seluruh dunia saat ini. Jika diamati, hasil akhir dari riset tersebut adalah mengubah teknologi yang ada sekarang yang umumnya berbasis pada material skala mikrometer menjadi teknologi yang berbasis pada material skala nanometer Orang berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material ukuran besar (bulk). Juga material dalam ukuran nanometer memiliki sifat-sifat yang lebih kaya karena menghasilkan beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar.

Bagian yang sangat menarik adalah sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan melalui pengontrolah ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Salah satu riset bersakala nano yang mempunyai aplikasi yang luas dan banyak yaitu material nanokomposit. Penelitian bidang material nanokomposite dilakukan berdasar pada pemikiran/ide yang sangat sederhana, yaitu menyusun sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel homogen dengan ukuran nanometer. Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan Sebuah material baru lahir dengan sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal ini memicu perkembangan material nanokomposit di segala bidangdengan memanfaatkan ide yang sangat sederhana tersebut. Salah satu contoh yang sangat terkenal (terjadi dengan sendirinya di alam) adalah tulang. Tulang memiliki ‘bangunan’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat yang terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel nanokomposit tersebut memiliki struktur, komposisi dan sifat yang berbeda-beda. Hal ini memberikan fungsi yang beragam. Dengan demikian material tersebut dapat menjadi multiguna. Sehingga pada akhirnya didapatkan material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu yang sama dan dapat digunakan pada beberapa aplikasi. Dari sinilah para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan material nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan material konvensional

Nanokomposit dapat dianggap sebagai struktur padat dengan dimensi berskala nanometer yang berulang pada jarak antar-bentuk penyusun struktur yang berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan inorganik yang tersusun atas komponen organik. Selain itu, material nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul inorganik/organik dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas antar keduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano. Ikatan antar partikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan peranan penting pada peningkatan dan pembatasan sifat material. Partikelpartikel yang berukukuran nano tersebut memiliki luas permukaan interaksi yang tinggi. Semakin banyak partikel yang berinteraksi, semakin kuat pula material. Inilah yang membuat ikatan antar partikel semakin kuat sehingga sifat mekanik material bertambah. Namun, penambahan partikel-partikel nano tidak selamanya akan meningkatkan sifat mekaniknya. Ada batas tertentu dimana saat dilakukan penambahan, kekuatan material justru semakin berkurang. Namun pada umumnya, material nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat mekanik, listrik, optik, elektrokimia, katalis, dan struktur dibandingkan dengan material penyusunnya.

 

2.2       Kegunaan Sumber NanoKomposit

Nanokomposit dapat dianggap sebagai struktur padat dengan dimensi berskala nanometer yang berulang dengan jarak antar-bentuk penyusun struktur yang  berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan anorganik yang tersusun atas komponen organik. Selain itu, material nanokomposit dapat terdiri atas dua atau lebih molekul anorganik/organik dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas antar keduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano (Hadiyawarman, dkk., 2008). Nanokomposit dibuat dengan menyisipkan nanopartikel (nanofiller) ke dalam sebuah material makrokospik (matriks). Pencampuran nanopartikel ke dalam matriks penyusun merupakan bagian perkembangan dunia nanoteknologi. Setelah menambahkan sejumlah nanopartikel ke dalam material matriks, nanokomposit yang dihasilkan menunjukkan sifat yang lebih unggul dibandingkan sifat material sebelumnya. Sedangkan matriks yang biasa digunakan berupa matriks polimer, logam dan keramik (Chitraningrum, N., 2008).

Nanokomposit berbasis polimer memiliki banyak keunggulan dibandingkan material komposit konvensional, makro maupun mikro. Keunggulannya dapat meningkatkan sifat elektrik, konduktivitas termal, sifat mekanik dan resistensi terhadap suhu tinggi. Semua keunggulan ini tergantung pada struktur dan sifat serta komposisi penyusun material komposit. Bahan nanokomposit berbasis polimer dengan nanopartikel tanah lempung (organoclay) atau yang lebih dikenal dengan istilah polimer layered silicate nanocomposite (PLSNs) merupakan salah satu alternatif dalam membangun bahan baru. PLSNs membutuhkan hanya sedikit tanah lempung sebagai filler untuk menghasilkan kekuatan yang sama dengan komposit polimer konvensional. Penggunaan tanah lempung sebagai nanopartikel akan meningkatkan nilai tambah yang akhirnya akan memberikan keuntungan (Chitraningrum, N., 2008). Nanopartikel tanah lempung jenis bentonit (motmorillonite) sudah diproduksi secara komersial dalam pembuatan polymer clay nanocomposite (PCN) oleh Toyota pada tahun 1980. Beberapa sifat seperti kekuatan mekanik, sifat termal, mudah terbakar dan barrier properties (oksigen, karbon monoksida, ultra violet, kelembaban dan penguapan) terbukti meningkat jika menggunakan PCN dibandingkan neat polymer counterpart (Ray, et al., 2006; Cabedo, et al., 2004). Prospek pasar PCN sendiri cukup potensial yaitu lebih dari 1 juta pounds dimana untuk kemasan (packaging) menempati posisi teratas disamping untuk otomotif, bangunan dan konstruksi, pelapisan, serta industri lainnya (Patel et al., 2006).

2.3       Proses Pembuatan Blender

Blender merupakan salah satu alat rumah tangga listrik (ARTL) yang digunakan untuk menghancurkan atau menghaluskan bahan makanan. Alat ini menggunakan komponen pengiris berbentuk pisau bermata empat. Pisau ini berputar melalui kopel roda-roda gigi dari karet ke poros motor yang berputar. Pada badan atau bodi blender terpasang sebuah saklar yang berfungsi untuk menghidupkan dan mengatur kerja motor. Variasi saklar ini pada umumnya bergantung pada merek blendernya. Variasi saklar ini berbeda antara merek Philips model/type HR – 2810/A dan blender National model/type MX – T1GN. Blender National tidak memiliki variasi kecepatan sementara blender Philips terdiri dari empat variasi kecepatan menurut posisi saklar pilihnya. Blender terdiri dari empat variasi kecepatan menurut posisi saklar pilihnya, yaitu:


1)        posisi manual,

2)        posisi Netral,

3)        posisi 1, dan

4)        posisi 2.


 

Keempat posisi saklar tersebut terdapat perbedaan dan persamaan fungsi, yaitu pada posisi manual sama dengan posisi 2 yang merupakan posisi dimana kecapatannya sama yaitu kecepatan penuh. Sendangkan pada posisi 1 kecepatan dari belender tersebut menjadi lambat. Posisi netral merupakan posisi dimana motor dari belender tidak jalan, dengan kata lain tidak ada arus yang mengalir ke dalam kumparan stator dan rotot motor. Komponen blender terdiri dari: bak penampung adonan atau bahan yang akan diblender, rumah motor (bodi), roda gigi perantara, motor penggerak, saklar, pelat alas, dan kaki penopang. Perhatikan gambar berikut :

IMG_256

Pada motor blender terdapat beberapa komponen elektronik, seperti: kapasitor, resistor, dan dioda. Keempat komponen elektronik tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut:

1.        Kapasitor berfungsi untuk membangkitkan beda fasa (fluks magnet yang berselisih fase dengan fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan utama). Dengan terbangkitnya fluks magnet yang berbeda fase tersebut maka motor akan berputar.

2.        Resistor berfungsi untuk mengurangi arus star pada motor untuk mencegah terjadinya arus lebih pada kumparan motor.

3.        Dioda berfungsi untuk menyearahkan tegangan yang masuk ke dalam kumparan.

4.        Induktor dan kapasitor berfungsi untuk mengantisipasi atau mengroud-kan frekuensi tinggi yang terjangkit akibatk putaran tinggi motor.

 

IMG_256

IMG_256

1.   Pisau penghancur

2.   Pengaduk adonan

3.   Dudukan mangkok

4.   Tutup mangkok besar

5.   Wadah adonan (mangkok kaca berlapis karet)

6.   Bodi dan stan dudukan mangkok adonan

7.   Gigi kopel vpc tahan panas

8.   Saklar on-off

9.   Tusuk kontak

10. Gigi kopel penghubung antara pisau dan gigi kopel rotor.

IMG_256

1)        Lamel komutator

2)        Kabel penghantar (dari saklar ke belitan satator)

3)        Kotak sikat

4)        As rotor

5)        Terminal yang menghubungkan belitan stator dengan sumber listrik

6)        Kabel penghantar ke sumber tegangan

7)        Belitan stator

8)        Saklar on-off

Blender ini menggunakan motor universal dengan kebutuhan suplei tegangan 220 volt AC pada frekuensi kerja 50 – 60 Hz. Disipasi dayanya 190W. Saklar yang digunakan tidak memiliki koneksi variasi kecepatan atau hanya kecepatan tunggal.

 Prosedur Kerja Blender

Sebelum blender digunakan, terlebih dahulu bacalah buku/brosur yang disertakan pada saat anda membeli blender untuk menghidari kerusakan alat dan kecelakaan yang mungkin ditimbulkan. Pada umumnya prosedure kerja blender adalah sebagai berikut:

 

1.        Pastikan bahwa saklah ON-OFF blender berada pada posisi OFF.

2.        Persiapkan semua bahan yang hendak diblender. Pisahkan bahan biji-bijian seperti jagung, merica dan bahan yang agag keras dari yang bahan yang lembut seperti buah pisang, apel, tomat, lombok dan lain sebagainya.

3.        Gunakan mangkok yang sesuai keperluan pemblenderan. Bangkok kecil untuk menghaluskan bahan keras dan kering, sedangkan bahan yang lembut dan basah gunakan mangkok besar.

4.        Pasang mangkok adonan di atas dudukan mangkok dengan tepat, lalu putar hingga mangkok tidak dapat ditarik ke atas meninggalkan dudukan. Ada juga blender yang tidak perlu diputar, tetapi mangkok tetap dipegang dengan tangan. Mangkok kecil terlebih dahulu diisi dengan bahan yang akan diblender, lalu ditutup dengan dudukan pisau penghancur, kemudian didudukkan di atas dudukan blender. Sementara untuk mangkok besar tidak demikian. Mangkon adonan terlebih dahulu didudukkan di atas dudukan mangkok lalu diisi bahan yang akan diblender.

5.        Setelah langkah kerja berlangsung baik dan aman, tekan saklar ON-OFF untuk memindahkan saklar dari posisi OFF ke posisi ON. Saat itu motor blender akan berputar dan memutar pisau blender yang berada di dalam mongkok blender. Penghalusan atau penghancuran bahan mulai berlangsung. Perhatian! Jangan mengangkat mangkok dari dudukan mangkok pada saat motor blender sedang berputar. Berbahaya!

6.        Setelah tekstur bahan terasa halus (bunyi putaran motor dan pisau terdengar halus), matikan motor (posisikan saklar ON-OFF pada posisi OFF).

 

7.        Angkat mangkok dari dudukannya. Perhatian! Jangan terlalu lama mengoperasikan motor melebihi satu jam tanpa istirahat untuk pendinginan. Berbahaya! Dapat menghanguskan belitan motor blender.

8.        Pada saat selesai menggunakan blender, segera dibersihkan. Cuci bersih dengan air, kecuali bodinya. Hanya bodi blender yang tidak boleh dibersihkan atau dicuci dengan air cukup dilap dengan kain bersih, karena di dalamnya ada motor dan rangkaian listrikannya. Mencuci dengan air dapat menyebabkan motor dan rangkaian kelistrikan yang ada di dalamnya korsleting atau hubung singkat dan terbakar.

9.        Simpan blender pada tempat yang aman, tidak lembab, tidak terjemur matahari, tidak tertetesi air atau cairan tertentu atau tidak dihujani, tidah mudah jatuh, tidak mudah dijangkau anak-anak yang belum mengerti penggunaan blender.

 

2.4       Pelestarian Sumber Daya Alam NanoKomposer 

Sesuai dengan sifatnya yang kuat, keras, tahan lama dan tidak mudah mengalami perubahan bentuk, maka Nanokomposit nantinya kebanyakan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan banyak hal salah satunya adalah truk. Pohon pinus memiliki peran penting bagi setiap makhluk hidup. Salah satu manfaat Nanokomposit bagi manusia adalah untuk menghasilkan oksigen. Sehingga, Nanokomposit selalu dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan manusia ataupun hewan di planet ini. Namun, ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah Nanokomposit semakin menurun. Salah satunya, yaitu faktor pertumbuhan penduduk dan kota yang semakin berkembang. Sebagai makhluk hidup yang paling sering menyalahgunakan fungsi Nanokomposit, ada baiknya kita mengetahui manfaat memperdayakan dan cara melestarikan Nanokomposit dengan benar. Cara melestarikan Nanokomposit :

a)        Pembuatan nanopartikel SiO2, akan digunakan sebagai bahan dasar (campuran) dengan menggunakan metode bulk milling. Dengan menggiling pasir kwarsa selama 24 jam, sehingga dihasilkan partike SiO2 yang berukuran nanometer. Dapat dilihat dari karekterisasi XRD

b)        Pembuatan material nanokomposit dengan menggunakan metode simple mixing. Dengan memanfaatkan pasir kwarsa (SiO2) yang berukuran nanometer, serbuk kayu , polimer epoxy resin dan hardener. Langkah pertama serbuk kayu dihancurkan kemudian dipanas dengan menggunakan oven pememanas pada suhu 100 C selama 1 jam. Kemudian pada tempat yang terpisah mensintesis 1 : 1 polimer epoxy dan serbuk kayu lalu campuran diaduk dengan mixer sehingga homogen. Selanjutnya mencampurkan nanopartikel SiO2, dengan langkah kedua sebanyak 1:1:1, lalu ketiga campuran tsb diaduk dengan mixer sampai homogen. Langkah terakhir mencetak camppuran hingga mengeras.


.


BAB III

PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Sumber daya manusia dalam hal ini sangat potensial untuk semuanya. Pemberdayaan untuk masyarakat ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas dan pengetahuan bahkan bagi keluarganya yaitu berupa kemandirian yang bisa menjadi sumber penghasilan rumah tangga. Makalah ini terkait dengan pengolahan nanokomposit sebagai , adalah dengan menggunakan metode , yaitu :

1)        Melakukan pemberdayaan dan memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada warga untuk bisa memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar lingkungan rumah untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral dan serat (sayuran) rumah tangga melalui pengolahan nanokomposit untuk bisa dikelola sebagai pengembangan usaha

2)        Sebagai upaya untuk menghemat pengeluaran rumah tangga dan menciptakan peluang usaha.

3)        Material nanokomposit dapat dibuat dengan menggunakan metode simple mixing menggunakan precursor yang terdiri dari nanopartikel silikon dioksida (SiO2), serbuk kayu dan polimer epoxy resin.  Metode ini sangat berguna karena dapat menghasilkan nanopartikel dalam jumlah besar pada selang waktu yang pendek, serta sangat ekonomis sehingga dapat diaplikasi untuk industri seperti untuk furnicure dan lain-lain.

4)        Bahan baku untuk membuat blender adalah nanokomposit. Blender yang ada saat ini memiliki beberapa komponen untuk meningkatkan kualitas suatu blender. Proses pembentukan menjadi blender dilakukan dengan cara proses vulkanisasi. blender dibagi beberapa bagian sesuai dengan kebutuhannya. Dapat disimpulkan bahwa semua desain blender dalam penelitian ini dapat dikatakan ergonomis.

 


DAFTAR PUSTAKA

Arief, M.K. (2016). Perancangan kerangka Chassis mobil minimalis roda tiga. Tugas Akhir,Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Batan, L.M.I. (2012). Desain produk. Institut teknologi sepuluh november.

Buckingham, Frank, 1976, Fundamentals of Machine Operation, Deere & Company, Moline, Illinois

Cummins, A.B. And Given, I. A. 1973, Mining Engineering Handbook, Society Mining Engineers of The American Institut of Mining , Methallurgical, and Petroleu Engineer, Inc New York

Fuad, M.A. (2015). Analisis Defleksi Rangka Mobil Listrik Berbasis Angkutan Massal Menggunakan Metode Elemen Hingga. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

Fuad, M.A. (2015). Analisis Defleksi Rangka Mobil Listrik Berbasis Angkutan Massal Menggunakan Metode Elemen Hingga. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

Imansyah, K.A. (2016). Perancangan Sepeda Fixie lipat dan Analisa Konsep Desain Terbaik. Tugas Akhir, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Imansyah, K.A. (2016). Perancangan Sepeda Fixie lipat dan Analisa Konsep Desain Terbaik. Tugas Akhir, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Miller, H.Seating. Amerika Serikat.URL:http://www.HermanMiller.com/global/ en_apc/reserch.html

Miller, H.Seating. Amerika Serikat.URL:http://www.HermanMiller.com/global/ en_apc/reserch.html

Mosher, A. T., 1978, An Introduction To Agricultural Extension, Agricultural Development Council, New York

Nurmianto, E. (2008). Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya. Institut teknologi sepuluh november.

Nurmianto, E. (2008). Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya. Institut teknologi sepuluh november.

Wahyudi, F.D. (2012). Perancangan Kabin Mobil Pick Up Yang Ergonomis Dalam Rangka Pengembangan Mobil GEA. Tugas Akhir, Institut teknologi sepuluh november.

Zabdi, A. (2016). Kajian Kenyamanan Fisik Pada Terminal Penumpang Stasiun Yogyakarta. Thesis, Universitas Atmajaya Yogyakarta.

 

Komentar